ALLAH SWT telah menetapkan kaum muslimin adalah umat yang terbaik di antara manusia. Status ini diberikan kepada kaum mulimin agar mereka menjadi pemimpin dan penuntun bagi umat-umat lain.
Karenanya, Islam tidak bisa dilepaskan dari aturan yang mengatur urusan masyarakat dan negara, sebab Islam bukanlah agama yang mengatur ibadah secara individu saja. Namun, Islamjuga mengajarkan bagaimana bentuk kepedulian kaum muslimin dengan segala urusan umat yang menyangkut kepentingan dan kemaslahatan mereka dan mengetahui apa yang diberlakukan penguasa terhadap rakyatnya.
“Sehingga berpolitik adalah hal yang sangat penting bagi kaum muslimin. Ini kalau kita memahami betapa pentingnya mengurusi urusan umat agar tetap berjalan sesuai dengan syari’at Islam. Terlebih lagi memikirkan/memperhatikan urusan umat Islam hukumnya fardhu (wajib),” ujar Ketua Dewan Dakwah Aceh, Dr. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA, saat mengisi pengajian di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (23/11) malam.
Pengajian rutin yang diselenggarakan oleh Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) tersebut, diawali dengan doa dan takziyah untuk almarhum Fakhrurrazie Gade, wartawan Acehkita.com, serta mertua dari aktivis KWPSI Teuku Farhan.
Tgk Hasanuddin Yusuf Adan mengatakan, saat ini umat Islam berada dalam kondisi dan situasi yang lemah serta paling rendah dalam memahami Islam. Kondisi ini telah terbukti menyebabkan segala bentuk pemikiran-pemikiran yang merusak, menyusup ke dalam tubuh umat Islam. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya berbagai gangguan dan keresahan.
“Umat Islam cenderung mudah mengabaikan hukum-hukum Islam. Akhirnya kehidupan mereka merosot sampai ke taraf rendah. Dalam kondisi ini, umat Islam tidak memiliki peranan lagi dalam percaturan politik,” ujarnya.
Kondisi ini, lanjut Hasanuddin, diperparah lagi dengan perang pemikiran (ghazwul fikri) untuk meracuni umat Islam yang disuarakan kalangan sepilis (sekulerisme, pluralisme, dan liberalisme), seolah-olah umat Islam tidak perlu berpolitik dan tidak mencampurkan agama dengan politik.
“Jika pemikiran ini terus meracuni umat Islam dan melupakan politik, maka siap-siap saja urusan umat Islam diatur oleh nonmuslim sehingga kita menjadi lemah seperti kondisi saat ini,” ungkapnya.
Dosen Fakultas Hukum dan Syariah UIN Ar-Raniry ini juga mengingatkan, dalam Alquran Allah sudah menegaskan, bahwa tidak mungkin kafir membela Islam dan kepentingan umat ini bahkan mereka tidak rela sampai kita ikut mereka, sebagaimana adanya orang muslim yang hari ini habis-habisan membela non muslim untuk menjadi pemimpin di negeri mayoritas muslim ini.
Pada kesempatan itu, Tgk. Hasanuddin juga menjelaskan tiga prinsip politik dalam Islam yaitu, Iman, Ihsan dan Islah. “Kedepankan iman dalam berpolitik. Misi kita menggolkan iman kepada seluruh umat manusia sebagaimana yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW dulu. Berpolitik bukan memperkuat kaum dan golongan, tapi demi kejayaan Islam,” katanya.(nal/*)
0 komentar:
Posting Komentar