Pernahkah kita membayangkan menyeberangi sebuah jembatan yang begitu
kecil dan tipis seukuran sehelai rambut dibelah tujuh? Bayangkan betapa
tipisnya! Bayangkan betapa tajamnya!
Begitulah kira-kira kalau kita mengumpamakan Jembatan Shirthal Mustaqim
yang akan kita lalui kelak. Sebuah jembatan yang akan menghubungkan
Surga dan Neraka. Sebuah jembatan yang akan menentukan selamat dan
tidaknya kita untuk mencapai ridha Allah menuju Jannah-Nya.
"Rasulullah SAW mengumpamakan bahwa (sifat) titian itu adalah lebih
tipis daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang." (H.R. Ahmad)
CARA MANUSIA KETIKA MELINTASI SHIRATHAL MUSTAQIM:
Perjalanan umat manusia di atas Sirathal Mustaqim dapat ditempuh dengan
bermacam-macam keadaan. Hal itu tercermin dari bagaimana mereka
menghabiskan banyak waktunya ketika hidup di dunia. Berikut adalah
macam-macam golongan manusia yang melintasinya :
1. Ada golongan yang dapat melintasinya secepat kilat.
2. Ada orang yang dapat melintasinya seperti tiupan angin.
3. Ada orang yang dapat melintasinya seperti burung terbang.
4. Ada golongan yang dapat melintasinya seperti kecepatan kuda lomba.
5. Ada golongan yang dapat melintasinya secepat pria perkasa.
6. Ada golongan yang dapat melintasinya secepat binatang peliharaan.
7. Ada golongan yang dapat melintasinya dalam jangka waktu sehari semalam.
8. Ada golongan yang dapat melintasinya dalam waktu selama satu bulan.
9. Ada golongan yang dapat melintasinya selama bertahun-tahun.
10. Ada golongan yang dapat melintasinya selama 25 ribu tahun.
11. Ada golongan yang dapat melintasinya dengan tertatih-tatih.
12. Ada golongan yang langsung terjatuh ke jurang neraka.
Rasulullah SAW bersabda: "Dan diletakkan sebuah jembatan diatas Neraka
Jahannam, lalu aku dan ummatku menjadi orang pertama yang meniti di
atasnya. Para Rasul berdoa pada hari itu:" Ya Allah, selamatkan!
Selamatkan! Di kanan kirinya ada pengait-pengait seperti duri pohon
Sa'dan. Pernahkah kalian melihat duri pohon Sa'dan? "
Para sahabat menjawab, "Pernah, Ya Rasulullah."
Lalu Rasulullah SAW melanjutkan, "Sesungguhnya pengait itu seperti duri
pohon Sa'dan, namun hanya ALLAH yang tahu besarnya. Maka banyak ummat
manusia yang disambar dengan pengait itu sesuai dengan amal perbuatannya
di dunia." (H.R. Muslim)
"Suasana pada saat itu sangatlah mengerikan. Suara teriakan, raungan,
teriakan meminta tolong, tangisan, dan ketakutan terdengar dari berbagai
arah. Lebih mengerikan suara gemuruh api neraka dari bawah sirath yang
siap menelan orang terjatuh ke dalamnya. Tidak henti-hentinya Rasulullah
SAW dan Nabi-nabi yang lain termasuk juga malaikat berdoa untuk
keselamatan manusia:
"Ya Allah, Selamatkan! selamatkan! "
"Ia (jembatan shirath) adalah sebuah jalan yang sangat licin. Dan kaki sulit sekali berdiri di atasnya." (H.R. Muslim)
Bagaimanapun, berhasil tidaknya kita semua saat melintasi sirath di
akhirat nanti adalah wujud hasil dari titian (jalan) hidup yang kita
pilih selama tinggal di dunia. Buah dari segala apa yang telah kita
perbuat selama hidup di dunia. Barangsiapa yang selalu memilih berada di
jalan Allah dan senantiasa bepegang teguh dengan syariat Islam, maka
sirath di akhirat ini akan mudah dilalui untuk sampai ke Surga.
InsyaAllah.
Akan tetapi sebaliknya. Jika kita jalani hidup penuh dengan kemaksiatan,
maka bersiap-siaplah untuk disambar api neraka yang berkobar-kobar
menyala. Yang panas membaranya puluhan kali panas jika dibandingkan
dengan panas api dunia.
Na'udzu Billahi min dzalik.
Marilah kita sama-sama bertaubat atas segala dosa dan maksiat sebelum terlambat. Sebelum ajal datang menjemput.
Yuk sempatkan diri untuk meng-Amin-kan doa ini.
"Rabbana atina fiddun'ya hasanah. Wafil akhirati hasanah. Waqina 'adzabannar."
Ya Allah ya Tuhan kami ...
Karuniakanlah kepada kami semua.
Kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.
Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.
Aamiiiiiin Ya Rabbal 'Alamin.
Sumber : http://infoislam80.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar